Tupasca,
Program Studi Doktor Ilmu Agama, Pascasarjana Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar kembali menyelenggarakan Ujian Tertutup Disertasi pada Rabu, 8 Mei 2025. Ujian ini merupakan salah satu tahapan penting dalam penyelesaian studi doktoral mahasiswa atas nama I Nyoman Sender. Penelitian yang diangkat berjudul “Pemertahanan Perkawinan Endogami di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.”
Kegiatan ujian berlangsung secara luring di ruang ujian Program Studi Doktor Ilmu Agama, kampus pusat Bangli. Mahasiswa diberi waktu selama 15 menit untuk memaparkan hasil penelitiannya secara komprehensif di hadapan dewan penguji. Paparan tersebut menjadi pembuka untuk sesi tanya jawab dan diskusi akademik yang berlangsung hangat dan kritis, mencerminkan kualitas penelitian yang telah disusun.
Dalam ujian ini, turut hadir sembilan orang dewan penguji yang terdiri dari para guru besar dan dosen ahli di bidang Ilmu Agama dan budaya Bali. Adapun jajaran penguji tersebut yaitu:
-
Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si
-
Prof. Drs. I Nengah Lestawi, M.Si
-
Prof. Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag
-
Prof. Dr. I Nyoman Subagia, S.Ag., M.Ag
-
Prof. Dr. I Nyoman Alit Putrawan, S.Ag., M.Fil.H
-
Dr. I Made Dian Saputra, SS., M.Si
-
Prof. Dr. Made Sri Putri Purnamawati, S.Ag., MA., M.Erg
-
Dr. I Gede Januariawan, SH., M.Ag
-
Dr. Dra. Ni Nyoman Perni, M.Pd
Penelitian ini mengangkat isu lokal yang sangat penting untuk dikaji dalam perspektif antropologi agama dan pelestarian adat istiadat. Desa Adat Tenganan Pegringsingan dikenal sebagai salah satu desa Bali Aga yang masih mempertahankan sistem perkawinan endogami, yang memiliki implikasi terhadap tatanan sosial, struktur keluarga, dan keberlanjutan tradisi.
Dalam pemaparannya, I Nyoman Sender menjelaskan bahwa keberlanjutan sistem endogami di Tenganan tidak lepas dari nilai-nilai sakral yang mengikat warga desa dalam bingkai agama dan budaya. Proses pemertahanan tersebut tidak hanya menjadi bentuk keteguhan masyarakat adat terhadap warisan leluhur, namun juga mencerminkan bentuk resistensi terhadap arus modernisasi yang semakin kuat.
Dengan diselenggarakannya ujian tertutup ini, diharapkan hasil penelitian yang telah disusun dapat memberikan kontribusi ilmiah terhadap pengembangan kajian keagamaan dan kearifan lokal, serta memperkaya khasanah akademik dalam bidang studi Ilmu Agama. Semoga I Nyoman Sender dapat menyelesaikan seluruh proses akademik dengan baik dan memberi inspirasi bagi generasi akademisi berikutnya.-tupasca