Makna Perayaan HAri Suci Siwaratri yang jatuh pada purwaning tilem sasih kapitu

Perayaan Siwaratri dan hal yang dilaksanakan pada hari siwaratri

Bagikan

Denpasar- ilmuagama,  Siwaratri merupakan salah satu hari suci bagi umat Hindu. Dimana Siwaratri jatuh setiap setahun sekali dihitung  berdasarkan kalender Isaka yaitu pada purwaning Tilem atau panglong ping 14 sasih Kepitu (bulan ke tujuh) dalam perhitungan kalender bali sebelum bulan mati (Tilem), dalam kalender Masehi jatuh setiap bulan Januari.

Sehari sebelum Tilem Kepitu biasanya dikenal sebagai malam Siwaratri, dimana umat hindu akan mengadakan persembahyangan dan perenungan dosa.

Siwaratri berasal dari kata Siwa dan Ratri yang dalam bahasa Sansekerta, kata Siwa memiliki makna baik hati, memaafkan, membahagiakan, Siwa juga merupakan manifestasi Tuhan sebagai pelebur atau prelina.

Sedangkan kata Ratri memiliki makna kegelapan sehingga Siwaratri bisa diartikan sebagai peleburan kegelapan menuju jalan terang. Dalam menjalankan Siwaratri, setidaknya ada 3 brata yang dilaksanakan yakni:

UPAWASA, yang dalam bahasa Sanseketa mempunyai arti puasa tidak makan dan tidak minum, tujuannya untuk lebih fokus menerima energy suci dari Tuhan.

MONA atau MOUNA, yang mempunyai arti tidak mengucapkan kata-kata atau berbicara, tujuannya agar mudah terhubung dengan keheningan didalam hati kita.

JAGRA atau TAN MRENA, yang memiliki arti tidak tidur, tetap terjaga atau begadang, tujuannya agar fokus pada rasa bakti yang mendalam kepada Dewa Siwa.

Tingkatan Brata Siwaratri ada 3 (tiga), yaitu :
UTAMA: Terdiri dari Upawasa, Mona dan Jagra
MADYA: terdiri dari Mona dan Jagra atau Upawasa dan Jagra.
NISTA: terdiri dari Jagra.

Dirangkum dari berbagai sumber, ketiga brata itu biasanya dilaksakan selama 24 jam atau dilakukan sejak matahari terbit hingga keesokan harinya saat matahari terbit kembali.

Adapun tingkatan Jagra pada Brata Siwaratri terdiri dari :
UTAMA: Mulai dari saat matahari terbit sampai esok harinya saat matahari terbit juga (selama 24 jam)
MADYA: Mulai tengah hari sampai esok hari saat matahari terbit (selama 18 jam)
NISTA: Mulai sore hari saat matahari terbenam sampai esok hari saat matahari terbit (selama 12 jam).

Selama waktu pelaksanaan Brata Siwaratri kita sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut, seperti:

Fokus pada rasa bakti yang mendalam terhadap Dewa Siwa seperti sebanyak mungkin melakukan penjapaan mantra Dewa Siwa (Om Namah Shiwaya), diucapkan dalam hati dan bisa juga melakukan meditasi, atau bisa juga dengan melakukan pelayanan dan melakukan kebaikan terhadap mahluk hidup lainnya.

Fokus pada ajaran suci dharma seperti, membaca buku suci, mendengarkan dharma wacana, dan sebagainya.

Menahan diri dari perbuatan yang melanggar dharma, seperti tidak mencuri, menipu dan jangan menyakiti orang lain.

Menahan diri dari semua perkataan yang melanggar dharma, seperti tidak marah, tidak memaki, tidak menghina dan tidak menjelekkan orang lain.

Dalam pelaksanaannya, umat hendaknya melaksakan Brata Siwaratri sesuai dengan kemampuan, kondisi dan situasi serta tidak ada unsur paksaan.

 

Search

Berita Terbaru

Berita Kampus

Artikel

Vidyottama Sanatana

International Journal of Hindu Science and Religious Studies (pISSN: 2550-0643 and eISSN: 2550-0651)

Artikel Ilmiah Prodi S3

Artikel Ilmiah Program Studi Ilmu Agama Pascasarjana UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Pengumuman